Selasa, 09 November 2010
Traffic Light(Lampu lalu lintas)
"Counter Down" di Bandung
Beberapa waktu yang lalu, saya melihat hal yang baru pada beberapa Traffic Light di Bandung. Pada sebelah lampu setopan itu dipasang alat Counter Down (penghitung mundur). Sama dengan apa yang sudah dipasang di Jakarta. Dengan alat ini, kita bisa tahu kapan lampu merah atau hijau akan menyala, karena ada angka yang menghitung mundur. Untuk Bandung, ada beberapa Traffic Light yang dipasangi alat tersebut.
1. Perempatan Jalan Juanda dan Jalan Sulanjana (sebrang Dukomsel) 2. Perempatan Jalan Juanda - Jalan Martadinata (sebrang Plago)
3. Perempatan Jalan Martadinata (Riau) - Jalan Juanda
4. Perempatan Jalan Merdeka - Jalan Aceh (dekat BIP)
5. Pertigaan Jalan Dipenogoro - Jalan Cimandiri
6. Perempatan Jalan Tamblong - Jalan Asia Afrika (arah ke Lengkong)
7. Perempatan Jalan Asia Afrika - Jalan Tamblong (arah ke Alun Alun)
8. Perempatan Jalan Asia Afrika - Jalan Otista
9. Persimpangan Jalan Karapitan - Jalan Gatsu (simpang lima)
Senin, 08 November 2010
Asal Usul 2
Join Date: Apr 2010 Posts: 772 Rep Power: 3 |
Waspada..!! Gunung2 Api siap Meletus !
Sebanyak empat gunung api di Indonesia yakni Gunung Talang, Ibu, Karangetang, dan Gunung Anak Krakatau hingga kini masih berstatus siaga atau level III. Selain itu, masih ada 12 gunung berapi lain yang berstatus waspada.Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api paling lama berstatus siaga atau level III yakni sejak 6 Mei. Sementara Gunung Talang berstatus siaga sejak 17 Agustus lalu. Sementara itu, 12 gunung api lainnya berstatus waspada level II. Yaitu, Gunung Semeru, Slamet, Sangeang Api, Rinjani, Rokatenda, Soputan, Dukono, Gamalama, Papandayan, Lokon, Kerinci, dan Bromo.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, keempat gunung api itu masih menunjukkan aktivitas vulkanik cukup signifikan.
“Ke-16 gunung api itu masih tetap di level masing-masing. Gempa bumi beberapa waktu lalu tidak memengaruhi aktivitas vulkanik gunung api,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Dr Surono.
Khusus untuk kunjungan wisata Lebaran 2009, PVMBG mengeluarkan rekomendasi bagi pengunjung. Antara lain melarang aktivitas wisata di kawasan puncak atau dekat kawah letusan dalam radius 3 km.
Pada Lebaran 2009 lalu, tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata gunung api meningkat signifikan. Namun sebagian besar gunung api yang merupakan kawasan wisata berstatus aktif normal.
Gunung api tersebut antara lain Gunung Tangkuban perahu, Gunung Papandayan, Gunung Galunggung, Gunung Gede, dan Ciremai di Jawa Barat. Sementara di Jateng ada Gunung Dieng, Kelud, dan Merapi.
Konon dari Pulau seluruh dunia yg paling banyak Gunung berapi adalah Pulau Jawa.Maka marilah semua sekarang Waspada..! ( Sumber )
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, keempat gunung api itu masih menunjukkan aktivitas vulkanik cukup signifikan.
“Ke-16 gunung api itu masih tetap di level masing-masing. Gempa bumi beberapa waktu lalu tidak memengaruhi aktivitas vulkanik gunung api,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Dr Surono.
Khusus untuk kunjungan wisata Lebaran 2009, PVMBG mengeluarkan rekomendasi bagi pengunjung. Antara lain melarang aktivitas wisata di kawasan puncak atau dekat kawah letusan dalam radius 3 km.
Pada Lebaran 2009 lalu, tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan wisata gunung api meningkat signifikan. Namun sebagian besar gunung api yang merupakan kawasan wisata berstatus aktif normal.
Gunung api tersebut antara lain Gunung Tangkuban perahu, Gunung Papandayan, Gunung Galunggung, Gunung Gede, dan Ciremai di Jawa Barat. Sementara di Jateng ada Gunung Dieng, Kelud, dan Merapi.
Konon dari Pulau seluruh dunia yg paling banyak Gunung berapi adalah Pulau Jawa.Maka marilah semua sekarang Waspada..! ( Sumber )
Asal Usul 1
Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu
- VN:F [1.9.3_1094]Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat Parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.please wait...Rating: 8.6/10 (406 votes cast)
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Dayang Sumbi sangat cantik dan cerdas, banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Galau hati Dayang Sumbi melihat kekacauan yang bersumber dari dirinya. Atas permitaannya sendiri Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi pun menikahi Si Tumang dan dikaruniai bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh Si Tumang yang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, gagah perkasa dan sakti.
Pada suatu hari Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya Si Tumang untuk mengejar babi betina yang bernama Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, Sangkuriang marah dan membunuh Si Tumang. Daging Si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah Si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka dan diusirlah Sangkuriang.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya, begitu juga sebaliknya. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.
Dayang Sumbi pun berusaha menjelaskan kesalahpahaman hubungan mereka. Walau demikian, Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan mejadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai unga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
VN:F [1.9.3_1094]please wait...Rating: 8.6/10 (406 votes cast)
Asal Usul Telaga WarnaZaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. Kutatanggeuhan merupakan kerajaan yang makmur dan damai. Rakyatnya hidup tenang dan sejahtera karena dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja Kutatanggeuhan bernama Prabu Suwartalaya dan permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja dan ratu sangant bijaksana sehingga kerjaan yang dipimpin makmur dan tenteram.......
Asal Usul Danau ManinjauDanau Maninjau adalah sebuah danau vulkanik yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Danau dengan luas sekitar 99,5 km2 dengan kedalaman mencapai 495 meter ini merupakan danau terluas kesebelas di Indonesia, dan terluas kedua di Sumatra Barat. Menurut cerita, Danau Maninjau pada awalnya merupakan gunung berapi yang di puncaknya terdapat sebuah kawah yang luas. Oleh karena ulah manusia, gunung berapi itu meletus dan membentuk sebuah danau yang luas. Apa gerangan yang menyebabkan gunung berapi itu meletus dan berubah menjadi danau? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Asal Usul Danau Maninjau berikut ini!......
Asal Usul Selat BaliDan dalam perjalanan pulangnya, ketika Begawan Sidi Mantra sampai di Tanah Benteng, di torehkannya tongkatnya ke tanah untuk membuat batas dengan anaknya. Seketika itu pula bekas torehan itu bertambah lebar dan air laut naik menggenanginya. Dan lama kelamaan menjadi sebuah selat. Selat itulah yang sekarang di beri nama "Selat Bali".......
Legenda Gunung Batu HapuTidak berapa jauh dari kota Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin Propinsi Kalimantan Selatan terdapat dua desa bernama Tambarangan dan Lawahan. Menurut cerita orang tua-tua, dahulu kala di perbatasan kedua desa itu hiduplah seorang janda miskin bersama putranya. Nama janda itu Nini Kudampai, sedangkan nama putranya Angui.......
Asal Usul Danau TobaPada zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya.......
Minggu, 01 Agustus 2010
Langganan:
Postingan (Atom)